Aku menaiki hoverboard kesayanganku. Kau tahu kan? benda seperti papan yang melayang hingga 20 cm di udara? Aku melajukannya dengan cepat namun juga hati-hati. Aku masih terlampau senang menggunakan hoverboard ini. Ya.. baru seminggu lalu ayahku membelikannya untukku. Sebagai pengganti skateboard milikku yang sudah ketinggalan jaman.
"Hey Raul! How are you?" Aku menyapa sahabatku ketika sampai di gerbang sekolah.
"I'm fine, seperti yang kau lihat. Dan sepertinya 'euforia'-mu masih setia melekat pada dirimu," Raul menatapku jengah.
"Huft, bilang saja kau iri," Aku menggembungkan kedua pipiku, merajuk untuk kesekian kalinya pada Raul. Salahkan dia yang selalu menatapku jengah akhir-akhir ini.
"Kau pikir dengan merajuk akan mempan padaku, hah?"
"Hwentikan!! pipiku bwukan mwainann!" Ugh, lagi-lagi dia mencubit pipiku.
"He-hei, jangan lari kau Raul!!"Anak itu melarikan diri.
"Kejar aku kalau kau bisa, Chloe! Kakimu terlalu pendek untuk dapat mengejarku!" Teriaknya dari kejauhan. Dasar, kalau berbicara pasti selalu mengandung fakta.
"Kakiku tidak pendek! Hanya kurang panjang!" Teriakku lalu mengejarnya.

Kerennnnnn
BalasHapusikut ngantrii
BalasHapusWaw
BalasHapus